Kutinggalkan kaktus ini untukmu, dengan harapan ia mudah hidup biarpun
berhari-hari kau biarkan. Ia akan tetap besar dan bercambah, karena ia belajar
bernafas dari gersang tanah. Asalkan setiap kali kau melintasi kau lemparkan
senyumanmu disini, tahulah aku kau sayang padanya.
Kuberikan kaktus yang masih kecil ini untukmu, peliharalah dengan
kemanjaan dan perhatian, berikan ia tempat/pot baru ketika tiba waktu, maka ia
akan meremaja dan dewasa, tajam durinya lambang kemurnian hatimu sahabat.
Andai kaktus itu aku, sudikah kau senyum dan tukarkan tempat, sedangkan
kau sadar bahwa duriku akan melukakan jarimu. Dan kemudian tak akan ada lagi
kurasakan sentuhan yang tinggal, mungkinkah perhatian menjadi baja penyubur
ingatan?
Siapa bilang satu itu kecil?
Satu senyuman memulai sebuah perkenalan
Satu tepukan dioundak mampu memompa semangat sahabat
Satu langkah menuju awal sebuah perjlanan panjang
Satu kata mengawali sebuah do’a
Satu pesan dariku menunjukkan bahwa aku tak melupakanmu
Satu sauadara sepertimu sungguh sangat berarti bagiku.
Kebahagiaan tersedia bagi mereka yang menangis dan disakiti hatinya
Mereka yang mencari dan mereka yang mencoba
Karena mereka itulah yang menghargai pentingnya orang-orang Yang hadir
dalam kehidupannya
Sahabat pimpinlah tanganku, bawaku menuju jalan kebenaran,
jalan yang diridhoinya, dan jangan lepaskan tanganku
Apabila aku tersungkur tetaplah menghulurkan tanganmu
Namun jika matamu masih berat untuk memandangku
Ringankanlah kakimu itu untuk melangkah pergi dariku
Jika bibirmu terpaksa mengukir senyuman buatku,
relakanlah wajahmu berpaling segera
dariku
jika sukar untuk kau melupakan semua salahku terhadapmu,
senangkanlah lidahmu itu untuk menghinaku
sungguh, kumencintai sahabat sepertimu sebagaimana aku mencintai diriku,
dan aku kan selalu mmenyayangi persahabatan ini baik aku masih atau tidak
bernyawa lagi
dan andai itu terjadi, maafkanlah sikap yang membuatmu kecewa terhadapku
selama ini
himpunkanlah senda tawa kita, andai engkau ada kerinduan itulah
penawarnyya
dan aku minta ingatlah aku di hatimu selagi rasa itu masih berarti buatmu
semoga Allah menjagamu sepanjang persahabatan kita
sungguh kumenyayangimu sahabat
sahabat adalah keperluan jiwa yang harus dipenuhi, dialah ladang hati yang
kau taburi dengan kasih, dan kau tuai dengan penuh rasa terimakasih, dan
diatasnya pula lah naungan dan mendiangmu
karena kau menghamprinya saat hati lupa, dan mencarinya saat jiwa rindu
kedamaian
bila dia berbicara mengungkapkan fikirannya, kau tidak takut membisikkan
kata “tidak”
pun tidak menyembunyikan kata “ya”
dan jika dia diam, hatimu berhenti dari mendengar hatinya, karena tanpa
ungkapan kata dalam persahabatan, segala fikiran hasrat dan keinginan
dilahirkan bersama dan diraih dengan kegembiraan yang tidak terkirakan
dikala berpisah dengan sahabat tidaklah kau berduka cita, karena yang
paling kau kasihi dalam dirinya mungkin kau nampak lebih jelas dalam
ketiadaannya
bagai sebuah gunung bagi seorang pendaki, nampak lebih agung daripada
tanah daratan, dan persembahkanlah yang terindah bagi sahabatmu,
jika dia harus tahu musim surutmu, biarlah dia mengenali musim pasangmu
gerangan apa sahabat itu jika kau sentiasa mencarinya jikia sekedar
bersama untuk membunuh waktu?
Carilah ia untuk bersama menghidupkan sang waktu, karena dialah yang bisa
mengisi kekuranganmu, bukan mengisi kekosonganmu
sahabat, tempat berbagi curhat
tempat meminta nasihat ketika hati tersesat
sentuhan sahabat terasa begki itu hangat
buat kita tetap semangat meski hidup terasa berat
arti sahabat akan selalu melekat
akan selalu diingat sampai akhir hayat
seorang sahabat bagaikan malaikat
datang disaat yang tepat tanpa menanti isyarat
hadirnya sahabat bagai sebuah obat
buat kita kembali sehat dan sembuh dari sekarat
barang siapa yang Allah menghendaki kebaikan padanya
maka ia akan memberikan teman yang baik
jika dia lupa temannya mengingatkannya
jika dia ingat temannya mengawasinya
seorang mukmin adalah cerminan bagi saudaranya
jika dia melihat suatu kecacatan pada diri saudaranya
dia hatus memperbaikinya
ukhuwah itu bukan terletak pada pertemuan, bukan pada manisnya ucapan di
bibir,tapi pada ingatan seseorang terhadap saudaranya di dalam do’anya (IMAM
GHOZALI)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar